Untuk Anda yang ingin mengerjakan renovasi bangunan atau membangun rumah di Bogor, selain harus memperhatikan bahan bangunan dan kualitas material yang akan dibeli, Anda juga harus memperhatikan besaran upah tukang bangunan di Bogor yang akan Anda pekerjakan.
Dalam menentukan upah tukang bangunan, ada 2 jenis atau sistem yang perlu Anda ketahui sesuai dengan standar pemerintah yaitu sistem harian dan borongan. Dengan demikian Anda akan lebih mudah untuk membuat RAB sebelum membangun rumah.
Tukang bangunan menjadi elemen yang sangat penting dalam membangun rumah, rencana yang dibangun oleh Anda dan arsitek nantinya akan dikerjakan oleh tukang bangunan dibantu oleh asisten tukang atau kuli.
Jumlah tukang bangunan yang diperlukan juga beragam, tergantung proyek, luas, tingkat bangunan, dan target waktu penyelesaian pekerjaan.
Upah Tukang Bangunan di Bogor
Secara umum, standar pemerintah Upah Tukang Bangunan di Bogor dikelompokkan menjadi upah harian Rp 100.000 sampai Rp 250.000 per hari, sementara itu untuk borongan berkisar dari Rp 3.000.000 sampai Rp 5.000.000 per m2.
Upah tukang bangunan tersebut bisa lebih rendah atau lebih tinggi tergantung area pekerjaan, keterampilan tukang dan jenis bangunan yang akan dibuat.
Berikut ini adalah tabel daftar upah tukang bangunan harian dan borongan di Bogor dengan berbagai keterampilan khusus para pekerjanya.
1. Upah Harian Tukang Bangunan di Bogor
Spesifikasi Tukang | Satuan | Upah |
Kepala Tukang | orang/ hari | Rp 175.000 |
Tukang Cat | orang/ hari | Rp 120.000 |
Tukang Kayu | orang/ hari | Rp 130.000 |
Tukang Batu | orang/ hari | Rp 140.000 |
Pembantu Tukang | orang/ hari | Rp 100.000 |
Tukang Besi | orang/ hari | Rp 130.000 |
Tukang Gali Tanah | orang/ hari | Rp 100.000 |
Tukang Listrik | orang/ hari | Rp 110.000 |
Note. Daftar bayaran tukang bangunan diatas dapat lebih rendah atau lebih tinggi tergantung rata-rata bayaran yang disepakati.
Bayaran upah diatas juga dapat lebih disesuaikan bila Anda menyediakan makan siang untuk para tukang yang Anda pekerjakan.
Berikut ini ialah kelebihan serta kekurangan pekerjaan bangunan dengan sistem upah harian yang bisa Anda amati untuk dijadikan referensi.
Kelebihan Tukang Bangunan Harian
- Pekerjaan tukang menjadi terkontrol
- Lebih terlihat sekiranya hasil pekerjaan tidak sesuai, dapat dihentikan dan mencari pengganti tukang lain
- Biaya lebih murah dibanding tukang borongan
- Hasil pekerjaan biasanya lebih baik sebab tidak terburu-buru dalam pengerjaan
Kekurangan Tukang Bangunan Harian
- Pekerjaan harus selalu diawasi agar tukang bekerja dengan benar, rapih, tepat waktu, dan cocok dengan arahan
- Bayar harian akan semakin lama waktu bekerjanya, serta para tukang mendapatkan bayaran lebih banyak, sehingga seringkali proses pekerjaan butuh waktu lebih lama
Selain sistem upah harian, Anda juga dapat mencoba penggunaan tukang bangunan dengan sistem borongan, berikut ini ialah daftar upah tukang borongan di Bogor yang bisa Anda jadikan referensi.
2. Upah Borongan Tukang Bangunan di Bogor (per meter)
Seperti yang sudah di jelaskan, untuk upah tukang bangunan di Bogor sistem borongan berkisar dari Rp 3.000.000 sampai Rp 5.000.000 per m2 (tergantung luas dan jenis bangunan) dari total bangunannya sampai selesai atau biasa disebut dengan sistem terima kunci.
Akan tetapi, jika Anda berkeinginan menggunakan tukang bangunan dengan sistem borongan untuk pengerjaan beberapa item tertentu saja, Anda dapat melihat tabel berikut ini sebagai rujukan.
Jenis Pekerjaan | Satuan | Upah |
Pemagaran | m2 | Rp. 30.000 |
Galian Tanah Pondasi | m3 | Rp. 70.000 |
Pemasangan Beton | m2 | Rp. 40.000 |
Pasang Bata | m2 | Rp. 30.000 |
Pasang Daun Jendela | Unit | Rp. 70.000 |
Pasang Kusen Jendela | Unit | Rp. 90.000 |
Pasang Daun Pintu | Unit | Rp. 100.000 |
Pasang Kusen Pintu | Unit | Rp. 150.000 |
Pasang Talang | m2 | Rp. 70.000 |
Pasang Atap | m2 | Rp. 120.000 |
Pasang Plafon | m2 | Rp. 50.000 |
Pasang Keramik Lantai | m2 | Rp. 50.000 |
Pasang Keramik Dinding | m2 | Rp. 60.000 |
Pasang Keramik Kamar Mandi | m2 | Rp. 50.000 |
Pengecatan Dinding | m2 | Rp. 25.000 |
Cara Menghitung Upah Tukang Banguan Borongan
Dilansir dari arsiteki, cara menghitung bayaran untuk tukang borongan cukup mudah, pada dasarnya Anda cuma perlu meng-kalikan saja luas bangunan dengan tarif bayaran yang telah menjadi kesepakatan.
Misal saja Anda mau membuat rumah tipe 60 atau dengan luas 60m2 dengan besaran upah tukang borongan yang disepakati yaitu Rp 3.000.000 per m2. Maka, biaya yang harus dibayarkan total yaitu 60 x Rp 3.000.000 = Rp 180.000.000.
Kemudian, jika Anda ingin menggunakan tukang borongan untuk pengerjaan item tertentu, cara perhitungannya juga sama, misal pekerjaan pemasangan keramik lantai tarifnya Rp 50.000 per m2 akan dipasang pada luas rumah 60m2, maka upah tukang bangunan borongannya sebesar 60 x Rp 50.000 = Rp 3.000.000.
Sama halnya tukang dengan upah harian, pemakaian upah tukang bangunan di Bogor sistem borongan juga ada kelebihan dan kekurangannya, berikut ini yakni kelebihan dan kekurangan menggunakan tukang bangunan dengan sistem upah borongan.
Kelebihan Tukang Bangunan Borongan
- Cara relatif yang lebih kencang
- Tidak perlu terlalu sering mengawasi para pekerja, karena biasanya telah ada kepala tukang yang bertugas mengontrol pekerjaan
Kekurangan Tukang Bangunan Borongan
- Karena dilaksanakan dengan cepat, umumnya hasil pekerjaan kurang detail serta terkesan terburu-buru
- Jika proses pekerjaan kurang baik, tidak dapat langsung meminta untuk memberhentikan para pekerja, karena perjanjian pelaksanaan proyek diselesaikan sampai akhir
- Biaya yang dikeluarkan biasanya lebih mahal dibanding dengan bayaran pekerja harian
Tips Memilih Tukang Bangunan di Bogor
Setelah Anda memahami perbedaan upah tukang bangunan di Bogor dengan cara harian dan borongan serta kelebihan maupun keunggulannya, berikutnya adalah tips bagaimana memilih tukang bangunan yang ideal di Bogor agar pelaksanaan pekerjaan rumah Anda berjalan sesuai agenda atau kurun waktu yang ditentukan.
Berikut ini adalah sebagian kualifikasi standar yang perlu dimiliki oleh tukang bangunan secara menyeluruh.
1. Sehat dan Bugar
Pastikan Anda mimilih tukang bangunan yang idealnya berbadan sehat dan bugar, sebab pekerjaan tukang bangunan membutuhkan kekuatan fisik yang prima sehingga kesehatan sangat diutamakan.
Umur rata-rata tukang bangunan umumnya juga menentukan kesehatan dan kekuatan fisiknya, tukang bangunan dengan 25 tahun hingga 45 tahun biasanya sedang dalam masa produktif karena sudah cukup dikatakan matang kekuatan fisik dan mentalnya.
2. Banyak Bekerja dari pada Bicara
Saat bekerja, tukang bangunan dituntut untuk melakukan pekerjaan dengan cepat dan tepat waktu, pekerjaan akan molor dari waktu yang ditentukan jika Anda mempekerjakan tukang yang banyak bicara, karena akan mengganggu fokus dirinya sendiri dan konsentrasi pekerja yang lain.
3. Teliti
Pastikan juga tukang bangunan yang Anda pilih teliti dalam segala hal yang akan dikerjakan, karena dalam mendirikan suatu bangunan segala sesuatunya wajib diperhitungkan dengan matang.
Dengan ketelitian dan cermat membaca proyek, bangunan akan berdiri dengan baik serta meminimalisir para pekerja dari kecelakaan kerja.
4. Tidak Buta Huruf atau Tidak Buta Warna
Tukang bangunan juga seharusnya bisa membaca, memahami angka, dan tidak buta warna, karena dalam pelaksanaan pekerjaan suatu bangunan akan selalu dihadapkan pada angka dan ukuran baik vertikal ataupun sudut yang harus presisi.
Selain itu, buta warna juga menjadi perhatian, khusus karena dalam mendirikan bangunan ada pengerjaan pengecatan dan instalasi listrik serta dekorasi lain yang semestinya akan terlihat dengan memperhatikan perbedaan warna.
5. Bisa Membaca Gambar Teknis
Dibeberapa pekerjaan borongan mungkin tidak memperhatikan hal ini, namun pastikan tukang yang Anda pilih dapat membaca rancangan denah atau gambar teknis yang telah dibuat oleh Arsitek sesuai keinginan Anda sendiri, tukang ada baiknya dapat menerjemahkan gambar atau rancang bangunan menjadi bangunan dan terhindar dari kesalahan.
Rekomendasi Jasa Kontraktor Bangunan di Bogor
Meski sudah mengetahui kisaran upah tukang bangunan, tetapi sering kali penempatan RAB untuk perorangan tidak tepat dengan rancang bangun yang dikerjakan. Untuk itu, rekomendasi jasa kontaktor berikut bisa menambah pendapat rincian biaya yang akan Anda keluarkan dalam membangun rumah.
Dalam proses pengerjaan proyek kontraktor akan melakukan beberapa kali pertemuan sehingga menghasilkan finishing kesepakatan Surat Perjanjian Kerja (SPK) dengan bahasan Rencana Anggaran Biaya (RAB) tersebut. Saat survey pun biasanya kontraktor akan melakukan pengukuran yang lebih detail, dan hasilnya perhitungan untuk membuat SPK menjadi lebih akurat.
Proses pengerjaan proyek rumah yang menggunakan jasa kontraktor memang membutuhkan lebih banyak persiapan mulai dari upah, bahan, dan jasa. Hal inilah yang membuat pekerjaan jasa kontraktor lebih terstruktur. Sehingga jika dikemudian hari terjadi kesalahpahaman pada saat proyek berlangsung, customer atau Anda dapat merujuk kepada SPK yang telah dibuat bersama kontraktor.
Sistem Pembayaran Kontraktor
Lalu bagaimana dengan sistem pembayaran jasa kontraktor? Pada umumnya, cara yang digunakan untuk membayar jasa kontraktor yaitu sistem termin (bertahap). Namun, terdapat juga yang menggunakan sistem pembayaran secara cost and fee.
Sistem Pembayaran Termin
Sistem termin ini biasanya dibagi menjadi empat tahap pembayaran sesuai dengan progres proyek. Sebelum memulai proyek, umumnya Anda diharuskan untuk membayar uang muka atau down payment (DP) sejumlah 20-30% dari nilai kontrak yang telah disepakati.
Setelah memberikan DP, kontraktor akan langsug memulai pekerjaan proyek Anda. Sampai saat pekerjaan sudah 50%, maka pembayaran yang kedua akan dilakukan. Begitu selanjutnya, sesuai dengan sistem termin yang telah disepakati oleh Anda dan jasa kontraktor. Setelah bangunan benar-benar selesai, sisa pembayarannya dapat Anda lunaskan. Untuk memastikan pekerjaan sesuai dengan harapan Anda, Anda berhak menahan 5-10% dari nilai kontrak kerja sebagai garansi.
Sistem Pembayaran Cost and Fee
Dalam sistem pembayaran ini, kontraktor bertindak sebagai pengelola proyek secara keseluruhan. Artinya kontraktor akan mengambil 10% dari nilai proyek sebagai upahnya.
Sebelum melakukan perjanjian antara kontraktor dan customer, kontraktor sudah siap dengan anggaran serta jadwal sehingga cash flow proyek dapat terlihat dan customer bisa mengetahui berapa anggaran yang harus disiapkan setiap bulannya. Jumlah biaya bisa berbeda-beda, karena flow yang dikerjakan kontraktor setiap bulannya berbeda.
Dengan sistem ini, upah tukang bangunan di Bogor tiap bulannya bisa lebih kecil atau lebih besar dari yang dianggarkan. Jika ada sisa anggaran, maka sisanya nanti digunakan untuk bulan depan, sedangkan bila kurang, masuk ke tagihkan di bulan berikutnya.
Jasa Kontraktor Pemborong untuk Renovasi Rumah
Website marketing Cahaya Kolosal Abadi: cahayakolosalabadi.co.id
Ahmad: 082210863517
Iman: 081294942479
Hubungi Kami Sekarang!
Buktikan Sendiri!
Kesimpulan
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan merupakan salah satu hal mutlak yang harus dilakukan sebelum membangun rumah atau hunian, salah satu item dalam RAB yaitu upah pekerja atau kontraktor bangunan.
Semoga daftar upah tukang bangunan di Bogor dan tips memilih tukang bangunan serta jasa kontraktor pilihan sesuai standar pemerintah yang baik dapat memberikan manfaat untuk Anda.
Sumber: arsiteki.my.id, cahayakolosalabadi.co.id
Leave a Reply
View Comments